Hallo semuanya !
Sudah menjelang 4 hari menuju perkimpoian saya.
Well, mungkin banyak yang heran, banyak yang nyinyir, ribet amat
sih lo tik nikah simple undangan dikit aja hebohnya dari kapan tau ! yes !
banyak dari mereka hanya melihat dari bungkusnya saja.
BUT, IM TOTALLY DRAMA QUEEN IN MY OWN LIFE.
YOU? JUST RELAX TO WATCH IT OR JUST IGNORE IT.
Sebelum kamu mempunyai asumsi sendiri, yuk kenalan dengan saya
melalui rumus 5w + 1h
What?
Apa masalahnya? Banyak
Yang utamanya:
Apa yang bikin persiapan pernikahan yang walau sangat sederhana
itu menjadi lama?
Seriously its take a long time, but i proud of it. Proud of my
self and him.
Who?
Siapa saya?
Saya, kadepe a.k.a tikameira, pekerjaan saya tukang gambar
bangunan, selain tukang ngeluh. Kerja di kawasan Jakarta Barat, dekat Univ.
Mercu Bhuana, beberapa waktu yang lalu saya pernah tinggal bersama keluarga om
saya masih di kawasan Meruya, lalu kos selama hampir 2 tahun bersama kaka saya
masih di dekat kantorku, lalu balik lagi tinggal beberapa bulan di keluarga om
saya yang sudah pindah di daerah Pondok Kacang, Tangerang. Saya yang beberapa
hari lagi akan menikah dengan pria asal Jakarta. Sekarang Alhamdulillah saya
sudah tinggal di kontrakan dekat kantor.
Saya menyebut gaji saya rata-rata 3 juta, di sini saya jujur apa
adanya, hanya untuk memperjelas bayangan kalian. How i deal with that number.
Saya yang mempersiapkan semuanya sendiri, litterally. Just some in
case, i should ‘pay’ Pak RT to organize my doc to KUA. Alhamdulillah untuk
penasehat pernikahan ada Pak Ustad dari teman Om saya.
Where?
Absolutely, CIREBON. KTP saya masih KTP Cirebon, Ayah saya masih
di Cirebon. Kartu keluarga pun alamatnya Cirebon. So you can imagine, berapa
harus saya bayar untuk bolak balik JKT – CRB. Tidak hanya tiket, gojek, taksi,
becak, tapi saya juga harus mengisi kulkas di rumah untuk perbekalan adik dan
ayah saya di rumah. Uang jajan adik saya. Kasih ayah jajan. Seringnya membeli
makan di luar, karena tidak sempat memasak, saya ‘membereskan’ rumah, karena
tau sendiri, lelaki tak mungkin memegang sapu dan pel, adik saya tidak bisa
diharapkan untuk bebersih, saya juga wara – wiri kesana kesini untuk urusan a
sampai z.
When?
Saya akan menikah besok 4 September 2016. Saya dilamar pada
tanggal 10 Juli 2016. Saya dipertemukan jodohnya oleh Allah sekitar awal 2015.
Mei 2015, dia menyatakan siap menikah dengan saya.
Why?
Kenapa kayanya it take so loooooooooooooooooooooooong drama untuk
pernikahan yang cuma sekedar akad trus makan makan tanpa resepsi?
Duh mau nyalahin, mau cari alesan apa dulu yaa...hmmm
1. Prinsip kita yang ga
mau melaksanakan pernikahan dengan uang orang tua, harus dari keringat sendiri,
sudah dibahas di blog sebelumnya
2. Jarak Jakarta dan
Cirebon, saya yang jarang pulang pun ketika mencari tempat, mencari info
tentang persyaratan, mencari vendor, jadi ala kadarnya saja saya sudah
kerepotan.
3. Tanpa ibu, ini alesan
terkonyol, terbaper, ya.. Karena dimana pun berada seorang ibu sosok yang
menguasai tentang perumah-tanggaan. Dia yang tau ilmu a-z tentang cirebon,
pengalaman menikahnya dahulu bagaimana saya aja belum tau. Dia yang tau kenalan
siapa aja yang bisa diminta bantuan. Bahkan saya bisa membayangkan kalau masih
ada beliau, pasti udah yang paling rempong.
4. Ayah? Ini yang bikin
campur aduk rasanya nano-nano. Ayahku sosok yang hanya mengerti tugas lelaki
saja, if you know what i mean. Ayahku yang paling ganteng ini juga salah satu
faktor, lets say, dia yang secara halus membujuk, saya dan Pak Bimo untuk
mengadakan pernikahan yang agak ‘dipestakan’. Pak Bimo ga bisa nolak. Padahal
saya sendiri awalnya hanya ingin KUA dan syukuran kecil potong kambing saja.
Dengan alasan lebih besar ‘malu’-nya, dikarenakan mempunyai teman dan kolega
yang banyak, dll.
Saya sendiri dan Pak Bimo, sama mempunyai banyak kenalan teman,
tapi untuk urusan pernikahan maka diseleksi sesuai sebagai mana mestinya
menurut adab pernikahan. Jadi Pak Bimo ngalah, mungkin ingin mengambil hati dan
membahagiakan yang punya kunci restu dari saya.
5. Keluarga yang kurang
rukun, ini aib atau gimana ya? Saya bukannya niat membuka aib, cuma saya
niatkan untuk gambaran saja, untuk pengalaman saja, bahwa silahturahmi yang
seharusnya di jaga, bukan karena gengsi atau pun dendam, karena kita harus
ingat kepada siapa kita berpulang. Karena kita tidak akan tau siapa yang akan
memandikan, mengkafani, membopong hingga memasukan tubuh kita ke liang lahat.
Jangan terlalu yakin kita akan ada yang menolong di keesokan hari, karena itu
jatuhnya sombong.
Tak usah saya jabarkan kenapa salah satu keluarga saya ada yang
tidak rukun. Ada satu dan lain hal yang tidah bisa saya perjelas dan saya
selesaikan, karena saya pikir itu bukan ranah saya.
6. Mempersiapkan tempat
tinggal. Saya tipe orang yang merantau, sudah terbiasa pindah – pindah, bagi
saya sih seru hidup seperti itu. Tapi lain mindset-nya jika akan menikah,
sebelumnya saya masih tinggal bersama saudara, di saat itu lah saya bisa
menyisihkan sebagian uang beberapa untuk yang di kampung, beberapa untuk modal nikah,
beberapa untuk siapin kontrakanku yang sekarang saya tinggali dan juga suamiku
kelak.
7. Keterbatasan dana.
Ga usah dijelasin lagi ya, hahahaha... Karena uang bisa berbicara
dengan caranya sendiri..
How?
How to deal with those probs?
1. RASA BODO AMAT &
CUEK DENGAN KADAR TINGGI
Manusiawi saya masih bisa merasakan ketakutan akan omongan orang
yang ga enak, ketakutan akan kekecewaan orang sekitar, ketakutan bahwa saya
hidup masih membuat orang lain merasa dirugikan atau direpotkan.
Tapi saya berusaha semaksimal mungkin untuk ini semua, saya
berusaha bodo amat juga dengan hasilnya.
2. MENIKMATI PROSES SUSAH
SENANG CAPEK –NYA
Ya, siapa yang tidak bangga akan esok hari mempunyai pengalaman
seperti ini, saya mencari pengalaman, saya menggali potensi diri saya, sampai
mana saya bisa bertahan untuk tidak mengemis. Semuanya akan terbayar, semuanya
akan saya ceritakan kepada anak saya kelak, jika hidup itu mudah bila tidak
hidup, maka menjadi sederhana dan ber-susah-susahlah biar tidak kaget jika kamu
terjatuh. Tujuan hidup itu bukan untuk hidup enak. Tapi terus belajar dari tiap
masalah yang ada hingga liang lahat.
3. PINDAHAN KELAR SEBELUM
ACARA
Selain nantinya pindah keluarga dan pindah domisili, tipe orang
seperti saya, dan sebaiknya pun pasangan baru menikah itu, tinggal sendiri.
Alhamdulillah sebulan sebelum acara, saya langsung dapet kontrakan di dekat
kantor saya, dan seminggu yang lalu sudah beres urusan pasang listrik baru dan
pindahan perabotannya. Ini tepat dengan wish list saya sebelum menikah.
4. BELAJAR MANDIRI DAN
JADI CEWEK YANG SETRONG
Saya bukan tipe cewe yang menunggu jodoh orang kaya, yang apa apa
mengandalkan duit suami. Ibu mengajari itu, mungkin karena saya selalu
menjulukinya ibu titik pelit. Haha maapin anaknya yang badeg ini ya bu !
Sekarang pun saya tau maksud ibuku, kenapa wanita harus juga
pintar cari uang. Karena dari situ modal seorang wanita bisa minimal dapat
mengelola pemasukan dan pengeluaran, tidak kaget dengan uang yang akan diterima
dari suami. Banyak atau dikit Insya Allah bisa mengatur dengan baik.
Dan jika anak merengek sesuatu, seperti saya pada jamannya, ibuku
tidak bisa berkutik apa apa sebelum mendapat ACC dari ayah.
Setelah menjadi orang yang tetap berpenghasilan tentu ada jamannya
dimana kita idealis, berdalih bahwa : menyenangkan diri sendiri gapapa asal
pake duit sendiri.
Well, itu tidak masalah sampai dimana batas waktu dan kesadaran diri akan hal keinginan menikah. Dulu dimana rasa ingin eksis menggebu-gebu, segala gadget ingin yang terbaru, dulu dimana rasa ingin diakui, segala gunung pantai bukit dilalui, dengan bangganya, dulu dimana ingin rasanya bisa tampil cantik, ingin rasanya membeli semua peralatan make up dan ini pun terjadi dengan saya, atau sebagian orang diluar sana. Wajar dan manusiawi, mempunyai keinginan seperti itu, sampai dimana keinginan kita lebih jauh dan lebih besar dari hal sepele yang sudah disebutkan.
Yang tadinya ingin, membeli pallete makeup seharga 500-700 jadi
tidak ingin lagi, malah lebih besar keinginan untuk membeli perkakas rumah
tangga. Alhamdulillah cicil menyicil dari dulu sudah terkumpul beberapa alat
elektronik rumah tangga sendiri, bangga? Bangga banget, tidak harus menunggu
dibelikan suami atau buka dari amplop kondangan. Sombong? Ya ada sih dikit,
maapin Tika ya Ya Allah. Ini semata-mata niat untuk menyemangati temen-temen
kok.
So cita-cita sehabis nikahan sih inginnya, tidak pusing harus
tinggal dimana dan tidak pusing akan adanya hutang sana sini karena pernikahan.
Sekian, aib dan cerita pengalaman saya, semoga menginspirasi dan
menyemangati, serta membuka luas mindset pandangan kalian. Ambil yang baik dan
buang sisi buruknya.
Untuk yang tak sengaja tersindir atau tersakiti setelah membaca
tulisanku, mohon tegurlah saya, saya ingin minta maaf sebesar-besarnya. Tidak
ada niatan untuk menyindir atau menyakiti perasaan para pembaca.
Untuk yang sudah melewati masa masa indah ini dengan
diberi kemudahaan dan kelancaran yang luar biasa mulusnya, mari bersyukur
sejadi-jadinya.
Dan untuk para pejuang seperti saya atau bahkan kondisinya masih
belum seberuntung saya, mari berjuang bersama-sama, merasakan nano-nanonya
bersama, jadikan hal ini cerita yang seru untuk generasi selanjutnya.
Terima kasih untuk sudah membaca sepanjang ini.
Have a nice day,
dari
Tika yang lagi gabut, tapi pikiran kemana-mana.
i'm proud of you, tika ��
ReplyDeletewhatever it takes, just bring it down..
barakallah for you and family..aamiin ��
Hahaba panci you know me so well...
DeleteInsya allah...
Barakallah juga untuk kluarga besar n keluarga baru pancii...
tikaa..
ReplyDeletebarakallahu laka
wabaraka alaika
wa jama'a baina kuma
fii khair..
maap, besok acara tgl 4
ane kagak bisa dtg,,
bisanya doain dari jauh,
semoga sehat,lancar,sukses
miss u...
Jatuuuuu makasih ya yg ptg n dibutuhkan doanyaaaaa
DeleteSegala doa yg baik, hahaha
Tanpa restu ijin apa lagi dr yg di atas ya ambyar wkwkwkw
Gpp ga dtg, salam ya buat bapak gede
-jatu-
ReplyDelete